Manfaat Dan Fungsi Puasa Sya'ban

Bulan Sya’ban ialah merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan yang penuh dengan rahmat, maghfirah dan di jauhkan dari siksa api neraka. Tidak lain bulan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinantikan oleh orang-orang yang beriman dan yang senantiasa mengharapkan ridha Allah SWT.



Persiapan untuk bulan Sya’ban ialah persiapan jasmani untuk berhati-hati dari godaan hawa nafsu, sehingga jasmani mempersiapkan diri dari segala yang dapat digunakan untuk menyongsong bulan suci Ramadhan, misalnya bersih-bersih lingkungan, tempat ibadah, mencuci tikar, karpet, sajadah, mukena dan sarung serta segala yang dapat menunjang kelancaran dalam menjalankan ibadah.

Kesiapan yang bersifat rohani untuk mengasah kepekaan nurani menahan diri dari lapar dan dahaga serta dorongan hawa nafsu yang dapat merusak kualitas ibadah, hal ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga merasa selalu dekat dengan Allah.

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang menjadi kesempatan bagi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, untuk menjadi orang yang diharamkan masuk ke dalam neraka “Barang siapa yang merasa senang akan datangnya bulan Ramadhan maka diharamkan jasadnya masuk ke dalam Neraka (Hadits)”.

Baru saja merasa senang sudah demikian besar keutamaannya apalagi bila sampai pada amaliyah, tentu lebih besar lagi keutamaannya. Alangkah baiknya bila pada bulan ini untuk mengkadha puasa, bila ternyata pada tahun yang lalu pernah meninggakan puasa karena sakit, menjadi musyafir atau bagi wanita sedang melahirkan, menyusui atau sedang nifas maka masih ada kesempatan untuk mengqadhanya, agar bulan puasa nanti menjadi lebih ringan di dalam menjankan puasa karena merasa tidak mempunyai hutang puasa.

Menurut Yahya bin Mu’adz bahwa Sya’ban terdiri dari lima huruf yaitu syin, ‘ain, ba’, alif dan nun dan masing-masing bernakna sebagai berikut:
  • Syin : syarafatun atau syafa’atun yang berarti kemuliaan dan syafa’at.
  • ‘Ain : Al ’izzah wa karomah yang berarti kemenangan dan karomah.
  • Ba’ : Al Birru yang berarti kebaikan.
  • Alif : Ulfah yang berarti rasa belas kasihan.
  • Nun : Nur yang berarti cahaya.
Itulah sebabnya bulan Rajab menjadi bulan untuk mensucikan tubuh, bulan Sya’ban untuk mensucikan lubuk hati dan bulan Ramadhan untuk mensucikan jiwa/ ruh. Maka barang siapa yang mensucikan tubuhnya di bulan Rajab, sucilah hatinya di bulan Sya’ban, dan siapa yang mensucikan lubuk hatinya di bulan Sya’ban, sucilah jiwanya di bulan Ramadhan (Durrotun Nashihin).

Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu.

Nabi SAW biasa berpuasa setiap bulannya sebanyak tiga hari. Terkadang beliau juga menunda puasa tersebut hingga beliau mengumpulkannya pada bulan Sya’ban.  Jadi beliau SAW jika memasuki bulan Sya’ban sedangkan di bulan-bulan sebelumnya beliau tidak melakukan beberapa puasa sunnah, maka beliau mengqodho’nya ketika itu. Sehingga puasa sunnah beliau akan tetap menjadi sempurna sebelum memasuki bulan Ramadhan untuk berikutnya meskipun beliau tidak menunda puasa sunnahnya.

Puasa di bulan Sya’ban adalah untuk latihan atau pemanasan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Share:
Diberdayakan oleh Blogger.